Aku adalah Nadari, gadis remaja yang memiliki suatu impian. Mungkin im pianku agak berbeda dengan orang lain. Itu karena dulu, aku berharap untuk menyatu dengan dunia yang lain. Aku ingin berpisah dengan dunia manusia. Aku berniat ingin mati.
Beberapa kali aku sudah mencoba mewujudkan niatku. Tetapi sesuatu terus saja mencegahnya. Tapi aku tak menyerah. Dan ini lah urutan kejadian ketika aku berusaha untuk mati .
Januari 2007
Berenang adalah hal yang menyenangkan bagiku. Aku bisa bilang begitu karena aku suka berenang. Saat itu aku bermain air pada kedalaman 1 meter bersama teman-temanku. Aku sangat gembira. Aku gerakkan tubuhku di air dan bersenang-senang. Sampai akhirnya, impian itu muncul kembali. Impianku untuk mati muncul dengan sangat kuat.
Aku pun melangkah menuju kolam yang lebih dalam. Aku menenggelamkan tubuhku pada kolam sedalam 2 meter. Aku tenggelam dan tanganku berpegangan pada sebuah besi untuk menahan tubuhku agar tidak kembali ke permukaan.
Beberapa menit kemudian, aku merasa lemas. Pikiranku kacau, dadaku sesak, kepalaku pusing. Aku semakin lemas dan lemas hingga tanganku tak bisa lagi menggenggam besi untuk menahan tubuhku. Aku pun melayang sesaat dan mencapai permukaan air. Setelah itu, aku tak ingat apa-apa lagi.
Ketika aku sadar dan membuka mata, aku sudah berada di suatu ruangan yang tenang dan nyaman. Saat itu aku berada di ruang perawatan Di rumah sakit A di kota D.
Mei 2007
Berjalan ditengah keramaian kota pada malam hari dapat menghilangkan rasa bosan. Walaupum aku sendirian, tapi aku tak merasa sepi. Suasana malam itu sangat ramai. Kendaraan berlalu lalang dengan cepat dan orang-orang berjalan memenuhi jalan yang sempit tapi tetap menjaga keteraturan.
Namun, keramaian itu tiba-tiba menjadi musnah ketika seorang wanita menjerit dengan keras. Jeritannya hamper membuat telingaku sakit karena perempuan itu berdiri beberapa langkah di depanku. Wanita itu sudah separuh baya. Dia menatap ke arahku dengan tatapan ngeri. Begitupun orang-orang disekitarnya. Mereka menatapku dengan ketakutan. Aku merasa bingung.
Tiba-tiba ada sesuatu yang menetes di bahu kiriku. Sesuatu yang basah. Saat aku menoleh, aku meliah sesosok tubuh yang tergantung di sebuah tiang. Tubuh itu tersangkut. Itu adalah tubuh dari seorang laki-laki. Dia masih cukup muda, tapi dia sudah mengakhiri hidupnya. Dia melompat dari atas gedung. Tapi dia bukan meninggal karena melompat. Dia meninggal karena menggoreskan sesuatu yang tajam ke lehernya.
Aku adalah satu-satunya orang yang tersenyum saat melihat kejadian itu. Bukan karena aku senang melihat orang mati. Tapi karena, aku berniat untuk mati seperti dia.
***** Bersambung*****