Sabtu, 18 Desember 2010

Menunggu

Hari ini aku menunggu 
Pesan kabar dari seorang dia
tanpa malu tanpa ragu
Aku masih menunggu 

Ditengah malam 
Ditengah udara yang bergerak
Aku masih menunggu
Menanti dan mencari dimana dia 

Satu waktu sudah berlalu 
Aku masih diam menunggu
Aku masih setia di tempat itu
Sayang dimana kamu ? 

Merpati Suci

Merpati putih di atas awan .. 
Terbang rendah turun ke bumi
Menyerang titik-titik air
Menuju hati yang sedang pedih.. 

Merpati suci hinggap dijendela .. 
Membawa Sepucuk mawar dengan paruhnya.. 
Letakkan mawar di depan seseorang
Yang sedang menangis karena kehilangan .. 

Kecewa

Sedih gundah aku semalam
Mengenang kawan yang hilang
Dimana dia ?
Apa kabarnya ?  

Rasa hati ingin tau
Ucapkan salam dan bertukar pengalaman
Tapi ruang sudah membatasi
Dimana mereka ? 

Rasa rindu yang menyentuh
Ingin aku dengar ucapnya lagi
Ingin aku tertawa bersama lagi
Dimana dia ?
Apa kabarnya ? 

Mungkin aku yang terlalu lama acuh
Mungkin aku terlalu lama pergi
Aku Galau , aku resah
Aku kecewa . . 

Jumat, 19 November 2010

Gadis Yang Indah

 Gadis indah di ujung pandangan 
 Senyumnya tak hilang dalam penantian 
 Cerianya tak lenyap dalam kesedihan 
 Indahnya tak pudar ditengah kelam 

 Gadis indah bagai pelangi 
 Pancarkan aura besar 
 Memberi kekuatan 
 Walau dalam kelemahan hatinya 

 Gadis Indah ciptaan tuhan 
 Dia menatap pada kesetiaan  
 Dia menanti cinta dalam senjanya 
 Dia menunggu kekasih dalam hatinya 

 Gadis indah yang Sendu 
 Menanti yang dicinta 
 Menyayang yang di sayang 
 sayangnya yang disayang sudah tak menyayang .. 

Sabtu, 30 Oktober 2010

Disuatu Hari Disuatu Waktu

Aku merenungi hariku
Dan terdiam dalam diamku
Disuatu hari yang lampau
Dan disuatu waktu


Aku memandang kertas kosong
dan terpaku di dalam keramaian
Diantara sesamaku
Diantara udara yang dihembuskan


Beberapa diantara mereka bernyanyi
Satu dari mereka ada yang membaca puisi tentang cinta
Ada yang tertawa bahagia
Ada juga yang menangis bersedih
Itu semua terjadi disuatu hari dan disuatu waktu . .

Aku Teringat



Aku teringat
Disaat aku masih kecil
Saat aku belum dewasa
Waktu aku mengenal cinta yang bukan cinta


Aku teringat
Saat temanku menangis
Dia menangis karena cintanya
Dia bersedih karena cintanya memilih wanita lain


Aku masih ingat
Saat aku dibuat terluka
Oleh cinta yang bukan cinta
Pada saat yang lampau


Aku teringat
Diwaktu aku masih kecil
Aku menulis angan dihati
Tentang burung-burung kecil yang terbang
yang membawa impian masa depan

Gadis Yang Indah


Gadis indah di ujung pandangan
Senyumnya tak hilang dalam penantian
Cerianya tak lenyap dalam kesedihan
Indahnya tak pudar ditengah kelam

Gadis indah bagai pelangi
Pancarkan aura besar
Dukungan
Walau dalam kelemahan hatinya

Gadis Indah ciptaan tuhan
Dia menatap pada kesetiaan
Dia menanti cinta dalam senjanya
Dia menunggu kekasih dalam hatinya

Gadis indah yang Sendu
Menanti yang dicinta
Menyayang yang di sayang
sayangnya yang disayang sudah tak menyayang. .

Senin, 25 Oktober 2010

Yang Lebih






Lembaran hitam yang gelap

Inginku hapus dengan air mata
Tapi tak bisa
Tidak akan bisa 

Luka gores mawar hitam
Ingin aku smbuhkan
ingin aku hilangkan dengan senyuman
tapi inginku tak bisa terwujud

Mereka tak hilang
Mereka tak musnah 
Aku menjadi lemah
Aku menjadi terluka

Aku marah dan sedih
Aku ingin yang lebih
tapi aku tak bisa dapat yang lebih
Karena aku tak bisa berikan yang lebih


Catatan milik Nadari


                Aku adalah Nadari, gadis remaja yang memiliki suatu impian. Mungkin im pianku agak berbeda dengan orang lain. Itu karena dulu, aku berharap untuk menyatu dengan dunia yang lain. Aku ingin berpisah dengan dunia manusia. Aku berniat ingin mati.

                Beberapa kali aku sudah mencoba mewujudkan niatku. Tetapi sesuatu terus saja mencegahnya. Tapi aku tak menyerah. Dan ini lah urutan kejadian ketika aku berusaha untuk mati .

Januari 2007

                Berenang adalah hal yang menyenangkan bagiku.  Aku bisa bilang begitu karena aku suka berenang. Saat itu aku bermain air pada kedalaman 1 meter bersama teman-temanku. Aku sangat gembira. Aku gerakkan tubuhku di air dan bersenang-senang. Sampai akhirnya, impian itu muncul kembali. Impianku untuk mati muncul dengan sangat kuat.

                Aku pun melangkah menuju kolam yang lebih dalam. Aku menenggelamkan tubuhku pada kolam sedalam 2 meter. Aku tenggelam dan tanganku berpegangan pada sebuah besi untuk menahan tubuhku agar tidak kembali ke permukaan.

                Beberapa menit kemudian, aku merasa lemas. Pikiranku kacau, dadaku sesak, kepalaku pusing. Aku semakin lemas dan lemas hingga tanganku tak bisa lagi menggenggam besi untuk menahan tubuhku. Aku pun melayang sesaat dan mencapai permukaan air. Setelah itu, aku tak ingat apa-apa lagi.

                Ketika aku sadar dan membuka mata, aku sudah berada di suatu ruangan yang tenang dan nyaman. Saat itu aku berada di ruang perawatan Di rumah sakit A di kota D.

Mei 2007
                Berjalan ditengah keramaian kota pada malam hari dapat menghilangkan rasa bosan. Walaupum aku sendirian, tapi aku tak merasa sepi. Suasana malam itu sangat ramai. Kendaraan berlalu lalang dengan cepat dan orang-orang berjalan memenuhi  jalan yang sempit tapi tetap menjaga keteraturan.

                Namun, keramaian itu tiba-tiba menjadi musnah ketika seorang wanita menjerit dengan keras. Jeritannya hamper membuat telingaku sakit karena perempuan itu berdiri beberapa langkah di depanku. Wanita itu sudah separuh baya. Dia menatap ke arahku dengan tatapan ngeri. Begitupun orang-orang disekitarnya. Mereka menatapku dengan ketakutan. Aku merasa bingung.

                Tiba-tiba ada sesuatu yang menetes di bahu kiriku. Sesuatu yang basah. Saat aku menoleh, aku meliah sesosok tubuh yang tergantung di sebuah tiang. Tubuh itu tersangkut. Itu adalah tubuh dari seorang laki-laki. Dia masih cukup muda, tapi dia sudah mengakhiri hidupnya. Dia melompat dari atas gedung. Tapi dia bukan meninggal karena melompat. Dia meninggal karena menggoreskan sesuatu yang tajam ke lehernya.

                Aku adalah satu-satunya orang yang tersenyum saat melihat kejadian itu. Bukan karena aku senang melihat orang mati. Tapi karena, aku berniat untuk mati seperti dia.

***** Bersambung*****